Bisnis keluarga merupakan kontributor besar bagi perekenomian Indonesia dan global dilihat dari jumlah kontribusinya pada PDB dan juga kemampuannya menyerap tenaga kerja, bahkan di Indonesia 95% bisnis dapat dikategorikan sebagai bisnis keluarga. Tidak hanya itu, cakupan industri dari bisnis keluarga pun cukup luas dan bisnis ini dapat berdiri baik di hilir maupun hulu ekosistem bisnis. Bisnis keluarga pun bukan hanya sekedar bisnis. Ia memiliki keunikannya sendiri-sendiri, dan juga merupakan suatu inisiatif yang menjadi perekat bagi setiap anggota yang terlibat di dalamnya.
Namun, di balik potensinya yang besar, bisnis keluarga masih memiliki gap yang besar dengan kapabilitas sebuah bisnis di masa saat ini. Banyak bisnis keluarga masih merasakan kesulitan untuk bersaing di era digital, dan keadaan ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19. Pandemi yang menghantam perekonomian Indonesia dan global membuat banyak bisnis keluarga menjadi semakin jauh tertinggal dan bahkan terancam eksistensinya. Gap yang muncul ini pun terjadi dari berbagai aspek mulai dari strategi, people, keuangan, dan yang paling besar dari segi kemampuan untuk bersikap agile dan mampu berinovasi yang menyebabkan banyak bisnis keluarga semakin tertinggal.
Melihat kontribusinya yang besar dan pentingnya bisnis keluarga bagi individu, Dayainara berinisiatif untuk melakukan penelitian dan survey untuk melihat dampak pandemi bagi bisnis keluarga. Selain itu, kami juga merumuskan sebuah framework yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menuntun bisnis keluarga untuk mentransformasi bisnisnya.
Kami berharap perspektif ini dapat membantu bisnis keluarga untuk lebih memahami bisnisnya serta memahami kondisi pasar dan sosial ekonomi untuk menentukan strategi terbaik agar dapat bertahan dan berkembang di era pasca pandemi, dan pada akhirnya berujung pada berkembangnya perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.